Jumat, 05 Juni 2015

MACAM-MACAM RODA GIGI


Macam-macam roda gigi adalah sebagai berikut:

  • Roda gigi lurus
Roda gigi paling dasar dengan jalur gigi yang sejajar poros. Contohnya pada gear box pada mesin.

Gambar Roda Gigi Lurus
  • Roda gigi miring
Mempunyai jalur gigi yang membentuk ulir pada silinder jarak bagi. Contohnya pada sistem transmisi persneling pada kendaraan beroda empat, roda gigi penggerak katup-katup pada mesin motor.
Gambar Roda Gigi Miring

  • Roda gigi miring ganda
Gaya aksial yang timbul pada gigi yang mempunyai alur berbentuk V tersebut, akan saling meniadakan. Contoh penggunaanya yaitu pada roda gigi reduksi turbin pada kapal dan generator, roda gigi penggerak rol pada steel mills.
Gambar Roda Gigi Miring Ganda
  • Roda gigi dalam
Dipakai jika diingini alat transmisi dengan ukuran kecil dengan perbandingan reduksi besar, karena pinyon terletak di dalam roda gigi. Contoh  penerapannya antara lain pada lift.
Gambar Roda Gigi Dalam

  • Pinyon dan batang gigi
Merupakan dasar profil pahat pembuat gigi. Contoh pemakaian gigi reck terdapat pada mesin bor tegak, mesin bubut, dll.
Gambar Pinyon dan Batang Gigi

  • Roda gigi kerucut lurus
Roda gigi yang paling mudah dibuat dan paling sering dipakai. Contoh penggunaannya pada grab winch, hand winch, kerekan.
Gambar Roda Gigi Kerucut Lurus
  • Roda gigi kerucut spiral
Karena mempunyai perbandingan kontak yang lebih besar, dapat meneruskan tinggi dan beban besar. Contoh penggunaannya pada grab winch, hand winch, kerekan.
Gambar Roda Gigi Kerucut Spiral

  • Roda gigi permukaan
Contoh penggunaannya pada grab winch, hand winch, kerekan.
Gambar Roda Gigi Permukaan

  • Roda gigi miring silang
Contoh pemakaiannya seperti yang dipakai pada gearbox.
Gambar Roda Gigi Miring Silang

  • Roda gigi cacing silindris
Mempunyai cacing berbentuk silinder dan lebih umum dipakai. Contoh pemakaiannya seperti yang dipakai pada roda gigi difrensial otomobil.
Gambar Roda Gigi Cacing Silindris
  • Roda gigi cacing globoid
Mempunyai perbandingan kontak yang lebih besar, dipakai untuk beban yang lebih besar. Contoh pemakaiannya seperti yang dipakai pada roda gigi difrensial otomobil.
Gambar Roda Gigi Cacing Globoid

  • Roda gigi hipoid
Mempunyai jalur gigi berbentuk spiral pada bidang kerucut yang sumbunya bersilang. Dan pemindahan gaya pada permukaan gigi berlangsung secara meluncur dan menggelinding. Contoh pemakaiannya seperti yang dipakai pada roda gigi difrensial otomobil.
Gambar Roda Gigi Hipo

Rabu, 03 Juni 2015

NILAI AMBANG BATAS KEBISINGAN

Dampak negatif utama yang timbul sebagai akibat dari kebisingan terutama pada aspek kesehatan.Bunyi mendadak yang keras secara cepat diikuti oleh reflek otot di telinga tengah yang akan membatasi jumlah energi suara yang dihantarkan ke telinga dalam. Meskipun demikian di lingkungan dengan keadaan semacam itu relatif jarang terjadi. Kebanyakan seseorang yang terpajan pada kebisingan mengalami pajanan jangka lama, yang mungkin intermiten atau terus menerus. Transmisi energi seperti itu, jika cukup lama dan kuat akan merusak organ korti dan selanjutnya dapat mengakibatkan ketulian permanen.
Kesepakatan para ahli mengemukakan bahwa batas toleransi untuk pemaparan bising selama 8 jam perhari, sebaiknya tidak melebihi ambang batas 85 dBA. Pemaparan kebisinganyang keras selalu di atas 85 dBA, dapat menyebabkan ketulian sementara. Biasanya ketulian akibat kebisingan terjadi tidak seketika sehingga pada awalnya tidak disadari oleh manusia. Baru setelah beberapa waktu terjadi keluhan kurang pendengaran yang sangat mengganggu dan dirasakan sangat merugikan. Pengaruh-pengaruh kebisingan selain terhadap alat pendengaran dirasakan oleh para pekerja yang terpapar kebisingan keras mengeluh tentang adanya rasa mual, lemas, stres, sakit kepala bahkan peningkatan tekanan darah. Apakah kebisingan dapat menyebabkan perubahan yang menetap seperti penyakit tekanan darah tinggi.
Gangguan kesehatan lainnya selain gangguan pendengaran biasanya disebabkan karena energi kebisingan yang tinggi mampu menimbulkan efek viseral, seperti perubahan frekuensi jantung, perubahan tekanan darah, dan tingkat pengeluaran keringat. Sebagai tambahan, ada efek psikososial dan psikomotor ringanjika dicoba bekerja di lingkungan yang bising.
Bising menyebabkan berbagai gangguan pada tenaga kerja.Gangguan kesehatan yang ditimbulkan akibat bising pada tenaga kerja bermacam-macam. Efek atau gangguan kebisingan dapat dibagi menjadi dua yaitu (Siswanto, 1992).:
Gangguan fisiologis dapat berupa peningkatan tekanan darah dan penyakit jantung.
Kebisingan bisa direspon oleh otak yang merasakan pengalaman ini sebagaiancaman atau stres, yang kemudian berhubungan dengan pengeluaran hormonstres seperti epinephrine, norepinephrine dan kortisol. Stres akan mempengaruhisistim saraf yang kemudian berpengaruh pada detak jantung, akan berakibatperubahan tekanan darah. Stres yang berulang-ulang bisa menjadikan perubahantekanan darah itu menetap. Kenaikan tekanan darah yang terus- menerus akanberakibat pada hipertensi dan stroke.
Gangguan pada indera pendengaran.
Trauma AkustikMerupakan gangguan pendengaran yang disebabkan pemaparan tunggal (Single exposure) terhadap intensitas yang tinggi dan terjadi secara tiba-tiba,sebagai contoh gangguan pendengaran atau ketulian yang disebabkan suaraledakan bom. Hal ini dapat menyebabkan robeknya membran tympani dankerusakan tulang-tulang pendengaran.
Temporary Threshold Shift (TTS) atau kurang pendengaran akibat bising sementara (KPABS)Adalah efek jangka pendek dari pemaparan bising, berupa kenaikanambang sementara yang kemudian setelah berakhirnya pemaparan terhadap bisingakan kembali normal. Faktor yang mempengaruhi terjadinya TTS adalahintensitas dan frekuensi bising, lama waktu pemaparan dan lama waktu istirahatdari pemaparan, tipe bising dan kepekaan individual.
Permanent Threshold shift (PTS) atau kurang pendengaran akibat bising tetapAdalah kenaikan ambang pendengaran yang bersifat irreversibel, sehingga tidak mungkin terjadi pemulihan. Ini dapat disebabkan oleh efek kumulatif pemaparan terhadap bising yang berulang selama bertahun-tahun.
Nilai Ambang Batas (NAB) Kebisingan
Kebisingan mengganggu perhatian yang terus menerus dicurahkan. Maka dari itu, tenaga kerja yang melakukan pengamatan dan pengawasan terhadap suatu proses produksi atau hasil dapat melakukan kesalahan-kesalahan.Akibat kebisingan juga dapat meningkatkan kelelahan
Nilai ambang batas kebisingan mengacu pada Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 5 1/KEPMEN/1999. Nilai ambang batas ini menggunakan patokan kebisinganditempat kerja yang dapat diterima tenaga kerja tanpa mengakibatkan penyakit ataugangguan kesehatan dalam pekerjaannya sehari-hari untuk waktu tidak melebihi 8jam sehari atau 40 jam seminggu.
Intensitas dan Jam Kerja Diperkenankan
Waktu pemaparan sehari
Waktu Intensitas
kebisingan (NAB)
1
Jam
3
8
Jam
85
4
Jam
88
2
Jam
91
1
Menit
94
30
Menit
97
1.5
Menit
100
7.5
Menit
103
3.75
Menit
106
1.88
Menit
109
0.94
Menit
112


SUMBWER:http://www.indonesian-publichealth.com/2013/07/kebisingan-dan-kesehatan.html

CARA KERJA MOTOR 4 TAK



Prinsip Kerja Motor 4 tak


1. Langkah isap
Piston bergerak dari TMA (titik mati atas) ke TMB (titik mati bawah). Dalam langkah ini, campuran udara dan bahan bakar diisap ke dalam silinder. Katup isap terbuka sedangkan katup buang tertutup. Waktu piston bergerak ke bawah, menyebabkan ruang silinder menjadi vakum, masuknya campuran udara dan bahan bakar ke dalam silinder disebabkan adanya tekanan udara luar (atmospheric pressure).
2. Langkah kompresi
Piston bergerak dari TMB ke TMA. Dalam langkah ini, campuran udara dan bahan bakar dikompresikan/dimampatkan. Katup isap dan katup buang tertutup. Waktu torak mulai naik dari titik mati bawah (TMB) ke titik mati atas (TMA) campuran udara dan bahan bakar yang diisap tadi dikompresikan. Akibatnya tekanan dan temperaturnya menjadi naik, sehingga akan mudah terbakar.
3. Langkah usaha
Piston bergerak dari TMA ke TMB. Dalam langkah ini, mesin menghasilkan tenaga untuk menggerakan kendaraan. Sesaat sebelum torak mencapai TMA pada saat langkah kompresi, busi memberi loncatan bunga api pada campuran yang telah dikompresikan. Dengan terjadinya pembakaran, kekuatan dari tekanan gas pembakaran yang tinggi mendorong torak kebawah. Usaha ini yang menjadi tenaga mesin (engine power).
4. Langkah buang
Piston bergerak dari TMB ke TMA. Dalam langkah ini, gas yang terbakar dibuang dari dalam silinder.  Katup buang terbuka, piston bergerak dari TMB ke TMA mendorong gas bekas pembakaran ke luar dari silinder.
Ketika torak mencapai TMA, akan mulai bergerak lagi untuk persiapan berikutnya, yaitu langkah isap.

PRINSIP KERJA MOTOR 2 LANGKAH

Bila torak bergerak dari TMB ke titik mati atas (TMA), maka gas yang ada diatas torak mulai dikompresikan, sehingga tekanan dan temperatur naik. Sedangkan dibawah torak terjadi proses pengisian sebab saat torak bergerak keatas ruangan dibagian bawah torak akan vacuum. Campuran bahan bakar-udara dari karburator dapat masuk melaui inlet port. 

      Beberapa derajat sebelum torak mencapai TMA busi memercikan bunga api, dengan demikian terjadi pembakaran yang menyebabkan tekanan, dan temperatur naik, sehingga torak terdesak kebawah ke TMB. 

       Dibagian bawah torak gas yang telah menempati ruang bwah torak akan tertekan keatas melalui tranfer port (saluran bilas) yang mulai terbuka. Saat mulai terjadinya pembilasan (pemasukan gas baru dan pengeluaran gas bekas). 

Jadi : Motor 2 Tak adalah motor yang memerlukan 2 kali langkah 
torak ( 1 putaran poros engkol ) untuk menghasilkan 
1 kali usaha.
Urutan Proses Kerja Motor 2 Tak.
Langkah torak
Kejadian di atas torak
Kejadian di bawah torak
Torak bergerak dari TMB ke TMA ( I )
·         Akhir pembilasan diikuti pemampatan bahan bakar + udara
·         Setelah dekat TMA pembakaran dimulai.
·         Campuran bahan bakar dan udara baru masuk keruang engkol melalui saluran masuk
Torak bergerak dari TMA ke TMB ( II )
·         Akibat pembakaran, tekanan mendorong torak ke TMB.
·         Saluran buang terbuka, gas bekas terbuang dan didorong gas baru (pembilasan)
·         Campuran bahan bakar dan udara di ruang engkol tertekan dan akan naik keruang atas torak lewat saluran bilas

Nama bagian-bagian motor 2Tak dapat dilihat pada gambar dibawah ini :


                      1. Kepala silinder                                                 7. Bantalan batang

                      2. Saluran isap                                                     8. Saluran buang

                      3. Sirip pendingin                                                 9. Ruang engkol

                      4. Torak                                                              10. Saluran bilas

                      5. Batang torak                                                    11. Busi

sumber: http://denyfarhanptm.blogspot.com/2014/05/proses-kerja-motor-2-langkah.html

MENGGAMBAR TEKNIK

KONTSRUKSI GEOMETRIS

Membagi tiga buah sudut sembarang

            Masalah ini tidak dapat diselesaikan secara geometris yang eksak, tetapi dapat diselesaikan dengan pendekatan.
  1. Buatlah setengah lingkaran dengan titik O sebagai titik pusat dan jari – jari secukupnya. Setengah     lingkaran ini akan memotong kaki – kaki sudut pada titik – titik A dan B, dan perpanjangan kaki AO di  titik C.
  2. Dengan jari – jari 2r dan titik – titik pusat A dan C, buatlah busur-busur lingkaran yang saling berpotongan di titik D.
  3. Hubungkanlah B dan D dengan sebuah garis lurus, yang memotong diameter AOC di titik E.
  4. Bagilah ruas (segment) garis AE dalam tiga bagian yang sama dengan cara yang telah dibahas pada materi beberapa kontruksi dengan garis.
  5. Hubungkanlah titik D dengan titik 1 dan titik 2, dengan garis garis lurus. Garis-garis perpanjangan dari garis – garis penghubung ini akan memotong setengah lingkaran masing-masing di F dan G. Garis – garis OF dan OG adalah garis-garis bagi yang ditanyakan.

Membagi Tiga Sudut Sembarang


Segilima Teratur
Sebuah segilima teratur dengan subuah sisi yang diketahui digambar seperti pada Gambar 8.
  1. Gambarlah garis bagi tegak lurus pada garis AB yang diketahui.
  2. Pada garis bagi ini ambillah ruas garis CD yang sama panjangnya dengan AB, dan tariklah sebuah garis melalui AD. Buatlah DE = ½ AB.
  3. Dengan titik A sebagai titik pusat dan AE sebagai jari – jari, gambarlah sebuah busur lingkaaran yang memotong garis perpanjangan CD di F.
  4. Dengan titik A, B dan F buatlah busur – busur lingkaran yang saling berpotongan di titik G dan H.
  5. Jika titik – titik A, G, F, H dan B berturut – turut dihubungkan akan dihasilkan segilima teratur yang ditanyakan.

Segi Lima Teratur Dengan Sebuah Sisi Tertentu
Membuat segilima teratur dalam sebuah lingkaran
  1. Gambarlah dua buah sumbu tegak lurus melalui titik pusat O dari lingkaran yang diketahui.
  2. Tentukanlah titik bagi G dari garis OC dan buatlah busur lingkaran dengan jari – jari AG dan titik pusat G. Busur lingkaran ini memotong garis sumbu CD di titik H. Maka AH adalah panjanag sisi segi lima teratur yang diinginkan.
  3. Dengan titik A sebagai titik pusat dan AH sebagai jari – jari, buatlah dua busur lingkaran yang memotong lingkaran yang diketahui di titik – titik I dan J. Dengan titik – titik I dan J sebagai titik pusat dan AH sebagai jari – jari buatlah berturut – turut busur lingkaran yang memotong lingkaran yang diketahui di titik – titik K dan L. Hubungkanlah titik – titik A, J, K, L dan I. maka AJKLI adalah segi lima beratur yang diinginkan.

Segi Lima Teratur Dalam Sebuah Lingkaran Tertentu


Membuat Segi Enam
Gambar dibawah memperlihatkan pembuatan segi enam di dalam sebuah lingkaran. Caranya ialah setelah membuat lingkaran, kemudian dengan tidak mengubah jari-jari lingkaran dari titik D dan C dilingkarkan kembali jari-jari tersebut sehingga memotong di titik E dan F, juga G dan H. Hubungkan titik-titik D, E, G, C, G, F, dan D dengan garis lurus sehingga saling menutup membentuk segi enam beraturan.

Segi enam di dalam lingkaran

              Gambar dibawah memperlihatkan cara pembuatan segi enam di luar lingkaran. Caranya adalah buat garis sejajar sumbu AB l dan m sehingga menyinggung lingkaran dititik Q dan T. Dari titik pusat O buat sudut 300 membentuk sudut COQ dan QOD. Buat garis CE dan DF melalui titik pusat O. Hubungkan titik C dan D, serta titik F dan E sehingga terbentuk garis CD dan FE. Buat garis CA, FA, DB, dan EB yang menyinggung lingkaran di titik P, V, S, dan R. Terbentuk segi enam ACDBEF yang terletak di luar lingkaran.

Segi enam di luar lingkaran


Segi Banyak Teratur
        Segi banyak teratur yang dapat digambarkan secara geometris, hanya segitiga sama sisi, bujur sangkar atau segibanyak teratur yang jumlah sisinya merupakan hasil perkalian dari jumlah sisi segi banyak teratur tersebut diatas. Segi banyak teratur digambarkan atas dasar pendekatan. 
Sebagai contoh diambil sebuah segi tujuh teratur dengan panjang sisi tertentu seperti tampak pada Gambar di bawah.
         Sudut dalam dari sebuah segi banyak teratur dengan jumlah sisi n, ditentukan oleh rumus berikut : 2(n – 2) (900/n). jadi sudut dalam dari segi tujuh teratur adalah (5/7) x 1800.
         AB pada Gambar adalah panjang sisi segi tujuh teratur yang akan diselesaikan. Urutan pelaksanaannya adalah sebagai berikut :
  1. Gambarlah sebuah setengah lingkaran CABOF dengan jari – jari AB. Perpanjanglah BA sehingga titik C, dimana BC = 2AB.
  2. Tentukanlah titik E pada garis BC, dimana BE = (5/7) BC, dan hubungkanlah titik D dan E, sehingga perpanjangannya memotong setengah lingkaran pada titik F. sudut FAB adalah sudut dalam dari segi tujuh beraturan yang dicari.
  3. Gambarlah garis bagi tegak lurus dari garis-garis AB dan AF, yang saling berpotongan di O. Maka O adalah titik pusat lingkaran keliling dari segi tujuh beraturan tersebut.
  4. Dengan jari – jari OA dan titik pusat O gambarlah lingkaran tersebut, dan bagilah lingkaran ini dengan AB, yang menghasilkan titik – titik G, H, I dan J. Jika titik-tiitikini berurutan dihubungkan dengan garis lurus, maka segi tujuh yang diminta akan tergambar.

Segi Tujuh Teratur Dengan Sisi Tertentu

MESIN GERINDA

MESIN GERINDA


A.    Pendahuluan
Mesin Gerinda adalah salah satu mesin perkakas dengan mata potong jamak, dimana mata potongnya berjumlah sangat banyak yang digunakan untuk mengasah/memotong benda kerja dengan tujuan tertentu. Prinsip kerja mesin gerinda adalah batu gerinda berputar bersentuhan dengan benda kerja sehingga terjadi pengikisan, penajaman, pengasahan, atau pemotongan.

B.     Jenis-Jenis Mesin Gerinda
Berdasarkan hasil operasi penggerindaan, mesin gerinda dikelompokkan atas :
a.      Mesin gerinda datar / surface grinding machine
Adalah mesin gerinda dengan teknik penggerindaan mengacu pada pembuatan bentuk datar, bentuk, dan permukaan yang tidak rara pada sebuah benda kerja yang berada di bawah batu gerinda yang berputar. Pada umumnya mesin ini di gunakan untuk menggerinda permukaan yang meja mesinnya bergerak horizontal bolak-balik. Meja ini dapat diopersikan manual maupun otomatis. Pencekaman benda kerja dengan cara  diikat pada kotak meja magnetik.

Menurut sumbunya, mesin ini dibagi menjadi 4 jenis, yaitu:
·         Mesin gerinda datar horizontal dengan gerakan meja bolak-balik. Mesin ini digunakan untuk menggerinda benda-benda dengan permukaan rata dan menyudut.
·         Mesin gerinda datar horizontal dengan gerakan meja berputar. Mesin jenis ini digunakan untuk menggerinda permukaan rata poros.
·         Mesin gerinda datar vertikal dengan gerakan meja bolak-balik. Mesin ini digunakan untuk menggerinda benda kerja dengan permukaan rata dan lebar serta menyudut.
·         Mesin gerinda datar vertikal dengan meja berputar, fungsi mesin ini sama dengan mesin gerinda datar horizontal meja bolak-balik.
            Bagian-bagian utama mesin gerinda datar:
Keterangan:
1)      Spindel pemakanan batu gerinda
2)      Pembatas gerak langkah meja mesin/ stopper
3)      Sistem hidrolik mesin
4)      Spindel penggerak meja mesin naik turun
5)      Spindel penggerak meja memanjang
6)      Tuas kontrol meja mesin
7)      Panel kontrol
8)      Meja mesin
9)      Spindel utama batu gerinda
Untuk merk dan type terkadang letak posisi spindel, tuas dan panel kontrol mesin berbeda.
Perlengkapan mesin gerinda datar:
1)      Meja magnet listrik
2)      Meja magnet permanen
3)      Ragum mesin
4)      Meja sinus
5)      Meja sinus universal
6)      Blok pencekam khusus
7)      Pengasah batu gerinda/ dresser
  
b.      Mesin gerinda silinder / cylindrical grinding machine
Adalah jenis mesin gerinda dengan benda kerja yang mampu di kerjakan adalah benda dengan bentuk silinder. Jenis mesin ini dibagi menjadi 4 macam, yaitu:
·         Mesin gerinda silindris luar
·         Mesin gerinda silindris dalam
·         Mesin gerinda silindris universal
·         Mesin gerinda silindris luar tanpa senter

Bagian –bagian mesin gerinda silinder:
Keterangan:
·         Kepala utama
·         Spindel utama benda kerja
·         Kaki mesin
·         Panel kontrol
·         Meja bawah
·         Meja atas
·         Kepala lepas
·         Perlengkapan pendingin
Perlengkapan mesin gerinda silinder :
1)      Cekam rahang 3
Berfungsi untuk mencekam benda yang akan di gerinda
2)      Collet
Berfungsi untuk mencekam benda yang akan di gerinda tetapi memiliki permukaan yang halus
3)      Face plat
Berfungsi mencekam benda dengan permukaan dalam yang akan digerinda
4)      Pembawa / lathe dog
Untuk mencekam benda kerja dengan pencekaman beetwen senter
5)      Senter ulir
Sebagai penyangga ujung benda kerja pada pencekaman beetwen senter dan dipasang di spindel utama
6)      Senter konis
Sebagai penyangga pada tail stok
7)      Cekam magnet
Untuk mencekam dengan diameter lebar dan pendek. Prinsip kerjanya sama dengan meja magnet pada mesin gerinda ratal
8)      Dial indikator
Untuk mengecek kesenteran/ kelurusan meja mesin terhadap sumbu gerinda
9)      Penyangga tetap
Untuk menyangga benda kerja yang panjang agar tidak terjadi defleksi pada saat proses penggerindaan
10)  Pengasah batu gerinda/ dresser
Untuk mengasah batu gerinda jika sudah tidak rata.

b.      Mesin gerinda alat potong / tool grinding machine
Mesin ini hanya digunakan untuk pekerjaan presisi, yaitu menajamkan (mengasah) berbagai jenis cutting tool seperti mata pahat bubut, mata bor, dan lain-lain. Juga digunakan memperhalus (finishing) bentuk silinder, taper, internal, dan surface dari benda kerja yang mengharuskan ketelitian. Mesin gerinda ini dibagi menjadi dua, yaitu :
1.         Mesin gerinda untuk pengasahan perkakas potong seperti pisau frais, reamer, dan sejenisnya.
Perlengkapan mesinnya untuk pengasahan dapat diputa-putar atau digeser sesuai dengan bentuk benda kerja yang diasah. Batu gerinda pada waktu pengasahan digerakkan dengan tangan melalui handelnya secara bolak-balik. Benda kerjaq diputar dengan tangan melalui perlengkapan penjepitnya.

2.         Mesin gerinda untuk pengasahan perkakas potong seperti pahat potong mesin  bubut dan pengasahan mata bor.
Benda kerjanya didorong ke arah batu gerinda yang berputar. Mesinnya tidak mempunyai meja, diganti dengan perlengkapan lainyang dapat digeser derajatnya sesuai dengan sudut-sudut pada benda kerja yang diasah.

c.       Internal grinding machine
Mesin gerinda ini digunakan untuk menggerinda bagian dalam (suatu lubang) suatu benda kerja seperti pada dinding dalam suatu silinder.

d.      Mesin gerinda sabuk (Abrasive belt grinding machine)
Mesin gerinda sabuk merupakan mesin gerinda dengan abrasive menyerupai sabuk pada suatu konveyor. Sabuk abrasif terpasang vertikal, dimana masing-masing ujungnya dihubungkan dengan poros motor dan spindle pulley. Sabuk abrasif terletak pada rumah sabuk yang mempunyai kecepatan putar antara 75-1800 m/min. Gerinda jenis ini juga disebut high energy grinding.

e.       Mesin gerinda centreless (centreless grinding machine)
Mesin gerinda ini digunakan untuk menggerinda permukaan benda kerja silindris yang tidak mempunyai lubang senter. Benda kerja diletakkan diantara roda gerinda dengan roda pengarah (regulating wheel), dimana roda-roda berputar lambat. Regulating wheel akan berputar sehingga benda kerja akan bergerak sambil berputar mengikuti perputaran roda.

Berdasarkan konstruksinya, mesin gerinda dikelompokkan menjadi :
a.    Mesin gerinda berdiri
Mesin gerinda berdiri merupakan mesin gerinda yang terpasang pada kakinya yang tinggi. Mesin gerinda ini juga disebut dengan mesin gerinda lantai, karena diletakkan langsung pada lantai.

b.   Mesin gerinda duduk ( bench grinder)
Mesin gerinda duduk merupakan mesin gerinda yang pemasangannya dengan cara diikat dengan baut pada meja kerja. Mesin gerinda ini digunakan untuk mengasah perkakas potong berukuran kecil seperti mata bor, pahat dingin/pahat tangan, pahat bubut, dan pahat sekrap serta untuk penggerindaan benda kerja dengan pengurangan bahan yang kecil. Batu gerinda dipasang pada kedua ujung poros dan digerakkan dengan motor listrik atau tangan, dimana pada poros sebelah kanan dipasang batu gerinda halus. Hal ini dimaksudkan supaya mesin gerinda ini memiliki dua kegunaan, yaitu sebagai pemotong benda kerja dengan batu gerinda kasar dan sebagai pengasah perkakas potong dengan batu gerinda halus.

c.    Mesin gerinda tangan
Mesin gerinda tangan merupakan mesin gerinda dengan gaya penggerak diteruskan dari engkol ke roda gerinda melalui transmisi roda gigi. Biasanya dipergunakan pada bengkel kecil atau unutk keperluan rumah tangga.

d.                Mesin gerinda horizontal
Mesin gerinda ini digunakan untuk menggerinda benda kerja dengan bidang rata. Benda kerja dijepit pada meja yang dapat bergerak lurus bolak-balik secara otomatis atau dengan gerakan tangan. Roda gerinda dapat digerakkan melintang meja dan naik turun.

B.     Bagian-bagian Utama Mesin Gerinda
a.    Abrasive wheel (piringan abrasif) atau batu gerinda/batu amplas/batu asah
Komponen ini adalah salah satu faktor utama dalam penentuan hasil akhir penggerindaan. Untuk mendapatkan hasil penggerindaan yang maksimal, pemilihan batu gerinda dipengaruhi oleh beberapa hal yang akan dijelaskan di bawah., sebenarnya batu gerinda terdiri dari 2 bahan penyusun utama, yaitu butiran asah / abrasive dan perekat / bond.

b.   Identifikasi batu gerenda
Pada setiap batu gerinda pasti terdapat simbol/ tanda yang menyebutkan identitas batu gerinda tersebut. Indentitas batu berisi informasi, antara lain:
1.          Jenis bahan asah
2.          Ukuran butiran asah
3.          Tingkat kekerasan
4.          Susunan butiran asah
5.          Jenis bahan perekat

Sebagai contoh:
35    C         60        R         8          S          15

Artinya:
35    : prefix, kode pabrik
C     : jenis abrasive, terdiri dari dua simbol yaitu A (aluminium oksida atau alundun) dan C (silikon karbida atau crystolon)
60    : ukuran abrasive
R     : tingkat kekerasan
8      : susunan abrasive
S     : jenis bond
Cara membaca kode diatas adalah, batu gerinda dengan bahan abrasive oksida alumunium dengan ukuran 60 mesh dengan susunan keras dan menggunakan perekat sodium silikat.

C.    Beberapa Faktor yang Perlu Diperhatikan Dalam Pemilihan Batu Gerinda
-   Besarnya busur singgung antara roda gerinda dan benda kerja, busur singgungan besar berarti luasan gesekan juga luas, maka roda gerinda cepat aus. Untuk itu gunakan roda gerinda lunak dengan butiran yang besar. Sedangkan untuk busur singgungan kecil atau sedikit, gunakan roda gerinda yang keras dengan butiran halus.
-   Ukuran butir pengasah: besarnya butir (grain) menentukan jenis finishing dari benda kerja yang digerinda.
-   Grade merupakan tingkat kekerasan roda gerinda, yang ditentukan olehkekuatan ikatan (kepadatan ikatan antara butiran dan pengikat), dimana dalam aplikasi pemilihannya dipengaruhi beberapa faktor, antara lain:
a.    Jenis penggerindaan : gerinda dipilih sesuai dengan mesin yang digunakan serta bentuk yang sesuai dengan pengerjaan.
b.    Luasan kontak : grade lunak digunakan untuk luasan kontak benda kerja yang lebih besar, sedangkan luasa yang lebih kecil digunakan roda gerinda yang lebih luas.
c.    Struktur bahan pengasah dan ukuran butiran : dipilih roda gerinda yang sesuai dengan standar yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat roda gerinda yang bersangkutan.
d.   Material benda kerja : roda gerinda yang keras (kepadatan tinggi) digunakan pada benda kerja yang lunak (soft), sedangkan roda gerinda yang lunak (kepadatan rendah) digunakan pada benda kerja yang keras.
e.    Banyak bahan yang digerinda : batu gerinda dengan butiran pengasah kasar dgunakan untuk bahan yang cukup besar, sedangkan batu gerinda dengan butiran pengasah halus digunakan untuk pekerjaan penyelesaian dan pengasahan alat-alat potong dengan penggerindaan tipis.
f.     Permukaan/hasil akhir yang diinginkan : roda gerinda dengan butiran pengasah kasar dan struktur terbuka menghasilkan permukan yang kasar, dan butiran pengasah yang halus dengan struktur tertutup akan menghasilkan permukaan yang halus.
g.    Kecepatan roda gerinda : semakin cepat putaran roda gerinda terhadap benda kerja, semakin lunak grade roda gerinda. Roda gerinda yang berputar pelan akan lebih cepat aus, sehingga direkomendasikan untuk menggunakan grade keras pada kecepatan rendah.
h.    Kecepatan benda kerja : makin cepat gerak benda kerja akan mengakibatkan ausnya/terkikisnya roda gerinda, sehingga untuk kecepatan benda kerja yang lebih tinggi diperlukan batu gerinda dengan perekat yang lebih keras.
D.    Bentuk Piringan Gerinda
Batu gerinda terdiri dari beribu-ribu sisi potong. Sisi potong batu gerinda jauh lebih banyak dan lebih tajam bila dibandingkan dengan mesin frais, sehingga batu gerinda digunakan untuk membentuk permukaan yang halus dan teliti. 
Struktur butiran menunjukkan jarak antara masing-masing butiran pengasah dalam batu gerinda, ditentukan oleh susunan dan ukuran butiran pengasah serta jenis bahan perekatnya. Bila jaraknya kecil, maka strukturnya rapat dan bila jaraknya besar, maka strukturnya terbuka.

A.    Jenis-jenis Bahan Abrasive
Bahan abrasive (pengasah) dibagi menjadi dua, yaitu:
a.      Bahan abrasive alami
Bahan abrasive alami berupa batu pasir, emery, quartz, dan korundun. Bahan abrasive ini masih sering digunakan pada industri umah tangga yang sederhana, seperti industri alat-alat pertanian yang diproduksi secara tradisional. Sedangkan pada industri-industri di negara maju sudah tidak menggunakan bahan pengasah ini.
b.      Bahan abrasive buatan
Bahan abrasive buatan merupakan bahan abrasive yang dihasilkan oleh industri. Bahan abrasive ini bisa digunakan secara efektif, karena besar butir, bentuk butir, dan kemurnian butir bisa diatur dengan baik sesuai dengan kebutuhan yang ada. Beberapa bahan abrasive yang dihasilkan oleh industri, antara lain:   
·           Oksida Alumunium (Al2O3),  (A)
Paling banyak di aplikasi sebagai bahan pembuatan batu gerinda. Digunakan untuk menggerinda material dengan tegangan tarik tinggi seperti baja karbon, baja paduan, HSS.
·           Silikon karbida (SiC), (C)
Butiran yang sangat keras dan mendekati kekerasan intan. Digunakan untuk menggerinda material dengan tegangan tarik rendah. Seperti besi tuang kelabu, grafit, alumunium, kuningan, dan karbida.
·           Diamond/ intan (D)
Butiran sangat keras, digunakan untuk menggerinda material dengan kekerasan sangat tinggi. Seperti carbida semen, keramik, kaca, granit, marmer, batun permata
·           Boron nitride (BN), (CBN)
Kristal bahan ini berbentuk kubus. Bahan ini digunakan untuk menggerinda benda kerja yang sangat keras seperti karbida, baja perkakas dengan kekerasan diatas 65 HRC.

B.     Jenis-jenis bond
·      Tembikar / vitrified (V)
Memiliki sifat yang tidak mudah terpengaruh oleh air, minyak, ataupun perubahan suhu.
·      Silikat / silicate (S)
Digunakan untuk menggerinda material yang sensitif terhadap panas.
·      Bakelit/ resinoid (B)
Digunakan untuk menggerinda dengan kecepatan putar tinggi
·      Karet / rubber (R)
Digunakan pada roda gerinda yang elastis
·      Embalau / shellac (E)
Digunakan untuk hasil penggerindaan yang sangat halus
·      Perekat logam/ metal bond
Di gunakan untuk mengikat abrasive boron nitride dan intan.

C.    Ukuran Butir Asahan
Ukuran butir asah dinyatakan dalam bentuk angka. Dimana semakin kecil angka menunjukan semakin besar ukuran butir abrasive dan semakin besar angka maka ukuran butir abrasive semakin kecil. Batu gerinda dengan butir kasar (angka kecil) memiliki kemampuan potong yang baik tetapi hasilnya kasar sedangkan batu gerinda dengan butir halus (angka besar) memiliki kemampuan daya bentuk yang baik dan hasil penggerindaan yang baik.
Tingkat kekasaran
Ukuran butir (mesh)
Kasar
12, 14,16,20,24
Sedang
30,36,46,56,60
Halus
70,80,90,100,120
Sangat halus
150,180,220,240
Tepung
280,320,400,500,800,1200






Angka-angka ini di dapat dari proses penyaringan, dimana saringan tersebut memiliki lubang-lubang. Dimana Ukuran lubang didapat dari banyaknya lubang dalam saringan seluas 1 inchi2  , ukuran lubang dinamakan dengan mesh.
Sebagai contoh:
1.       jika dalam 1 inchi2 terdapat 120 lubang, berarti butiran yang dapat melewati/ lolos berukuran 120 mesh atau lebih kecil lagi.
2.      Jika dalam 1 inchi terdapat 56  lubang, berarti butiran yang dapat melewati/ lolos berukuran 56  mesh atau lebih kecil lagi.
Dan jika butiran yang tertahan diatas saringan berarti memiliki besar butir 1 step lebih tinggi  ( ukuran butir yang lebih kecil).

D.    Struktur batu gerinda
Struktur batu gerinda di pengaruhi dan di tentukan oleh perbandingan 2 faktor, yaitu ukuran butiran dan perekat yang digunakan. Perbandingan perekat dengan butir asah dalam batu gerinda berkisar antara 10-30 % dari volume total batu gerinda. Dilihat dari perbandingan tersebut, terdapat 2 jenis batu gerinda, yaitu:
1.                     Struktur terbuka/ batu gerinda lunak
Jenis ini memiliki sifat mudah melepaskan butir asah dalam tekanan tertentu karena memiliki Jumlah perekat sedikit. Jenis ini di gunakan untuk menggerinda benda yang keras, karena sifat yang mudah melepas butir asah, maka permukaan benda kerja selalu mendapatkan butiran asah yang baru dan massih tajam. Percikan bunga api yang dihasilkan banyak karena selain partikel benda kerja, gesekan yang terjadi juga melepaskan butiran asah.

2.                     Struktur tertutup/ batu gerinda keras
Jenis ini memiliki sifat yang sulit melepaskan butir asah dalam tekanan tertentu karena memiliki perekat yang banyak. Jenis ini cocok di gunakan untuk menggerinda benda yang lunak, karena sifat benda kerja yang lunak, maka mata asah dapat lebih awet karena partikel benda kerja akan terkikis terlebih dahulu dari pada terlepasnya butiran asah. Percikan bunga api yang dihasilkan oleh penggerindaan sedikit.

a.      Kekerasan batu gerenda
Tingkat kekerasan tidak dilihat dari kerasnya butiran abrasive yang digunakan tetapi dilihat dari kuatnya bond (perekat) untuk mengikat butiran abrasive dari tekanan tertentu ketika melakukan proses penggerindaan. Tingkat kekerasan dinyatakan dalam simbol huruf alfabet. Kekerasan batu gerinda dapat dilihat pada tabel dibawah :

Tingkat kekerasan
Simbol
Sangat lunak
E,F,G
Lunak
H,I,J
Sedang
L,M,N,O
Keras
P,Q,R,S
Sangat keras
T,U,V,W

E.     Pekerjaan Menggerinda
1.    Langkah pada proses penggerindaan :
a.       Langkah gerakan
Gerakan utama (V) dilakukan oleh cakram asah yang berputar dengan angka putaran tetap. Gerakan laju (Vw) dilakukan oleh benda kerja atau cakram asah, tergantung ada konstruksi mesin gerinda. Pada pengasahan bidang, gerakan ini berupa gerakan maju mundur, sedang pada pengasahan bidang meja bundar berupa gerakan melingkar, serta pada pengasahan bundar berupa gerakan keliling benda kerja. Gerakan memanjang (s) ialah pergeseran cakam asah atau benda kerja pada posisi tegak lurus terhadap gerakan laju. Setelah penyelesaian tiap siklus, akram asah bergerak ke samping sejauh kira-kira selebar cakram. Gerakan penyetelan digunakan untuk mengatur kedalaman tusukan pengasah. Pada umumnya gerakan ini dilakukan setelah penyelesaian satu siklus pengasahan.
Keterangan :
1.      Pengasahan keliling                        4. Pengasahan bundar dalam
2.      Pengasahan muka                           5. Pengasahan bundar anpa senter
3.      Pengasahan bundar luar                  6. Pengasahan alat perkakas

b.       Langkah pembentukan serpih
Pada proses pemotongan, butir pengasah menyeret serpihdi depan tepi penyayatan. Ruang antara butir asahan dipenuhi dengan serpih yang tergaruk sampai pengakhiran pengasahan yang dilakukancakram. Kemudian serpih itu terlontar keluar dengan sendirinya akibat gaya sentrifugal.

2.    Penyetimbangan Batu Gerinda
Sebelum batu gerinda dipasang dan digunakan atau setelah pemakaian dalam jangka waktu tertentu, sebaiknya batu gerinda di cek keseimbangannya agar saat berputar tidak goyang. Hal ini perlu dilakukan karena pada setiap batu gerinda tidak memiliki kerapatan yang sama pada setiap titiknya. Batu gerinda dapat dikatakan setimbang apabila jika diputar akan berhenti dititik mana saja, tidak pada titik tertentu.
Metode penyetimbangan batu gerinda adalah:
1.         Gantung batu gerinda dengan menggunakan tali
2.         Putar batu gerinda hingga diam, tandai bagian atas dengan kapur
3.         Putar kembali batu gerinda hingga diam, jika berhenti pada titik yang sama berarti batu gerinda tidak setimbang. Pasang bobot penyetimbang pada titik yang ditandai.
4.         Putar kembali batu gerinda, tandai kembali seperti pada poin 1.
5.         Putar kembali hingga berhenti pada titik tertentu. Pasang bobot penyetimbang pada bagian yang ditandai.
6.         Ulangi hingga batu gerinda berhenti di sembarang titik.
7.         Pemasangan penyetimbang maksimal 3 titik
Beberapa metode penyetimbangan batu gerinda:
1.         Mengurangi bagian tertentu, dilakukan oleh pabrik
2.         Dengan menggunakan 2 buah bobot penyeimbang
3.         Dengan menggunakan 3 buah bobot penyeimbang
Batu gerinda yang tidak setimbang di sebabkan beberapa faktor, antara lain:
a)         Campuran antara abrasive dan bond yang tidak merata
b)        Batu gerinda tidak sentris karena pemakaian
c)         Bagian dari batu basah terkena air atau minyak
d)        Lubang poros yang tidak sesuai dengan porosnya yang menyebabkan kelonggaran.
Kondisi batu seperti diatas akan menyebabkan :
a)         Kualitas hasil penggerindaan yang buruk.
b)        Getaran yang terjadi akan mempengaruhi mesin
c)         Rusaknya bantalan poros.

3.    Pemasangan batu gerinda
Pemasangan batu gerinda pada mesin akan mempengaruhi kualitas penggerindaan. Pemasangan yang salah akan berakibat fatal baik pada hasil penggerindaan, mesin gerinda dan operatornya. Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan,dalam pemasangan batu gerinda harus mengikuti langkah-langkah yang sudah ditentukan. Pemasangan batu gerinda ada 2 macam, langsung dan tak langsung. Pada pemasangan langsung, batu gerinda langsung di pasang pada poros. Ini berlaku di mesin gerinda meja. Pemasangan batu gerinda tak langsung harus melalui langkah-langkah dibawah ini:
1.    Periksa batu gerinda. Cek fisik dari batu gerinda dari keretakan dan pastikan batu gerinda setimbang.
2.    Pastikan kertas pelapis masih menempel pada kedua sisi batu dengan baik.
3.    Cek permukaan batu. Pastikan tidak cacat, bebas dari oli/gemuk
4.    Masukan batu gerinda pada poros. Pastikan tidak terlalu longgar/ terlalu sempit.
5.    Kondisikan seluruh permukaan ring pelapis, flens dan batu gerinda benar-benar rapat, tidak ada celah. Tebal ring pelapis maksimal 0,5 jika terbuaat dari kertas, dan maksimal 3,2 jika terbuat dari kulit. Diameter flens minimal 1/3 diameter batu gerinda , harus memiliki pembatas dan diameter lubang harus sesuai dengan diameter poros mesin gerinda.
6.    Pastikan putaran ulir pada poros memiliki arah yang berlawanan dengan putaran sumbu mesin.
7.    Ikat dengan kuat mur/ baut pengikat. Baut bersinggungan dan menekan flens. Tidak pada permukaan batu gerinda. Pengencangan jangan terlalu kencang atau terlalu kendor, karena akan membuat cacat batu gerinda.

4.    Pengasahan Batu Gerinda
Pengasahan ini bertujuan untuk mempertajam atau memperata batu gerinda dan menghilangkan kotoran yang menyumbat pori-pori bidang potong dan membuat batu gerinda ke dalam bentuk yang diinginkan.

Alat pengasah gerinda berupa beberapa keping baja bergerigi yang disatukan, kemudian dipasang pada sebuah pemegang, yang dapat berputar apabila ditekan ke roda gerinda yang berputar. Alat lain untuk mengasah batu gerinda adalah intan. Agar hasil pengasahan (dressing) baik, digunakan roda intan tunggaldengan mengarahkan 10 hingga 15 derajat dari sumbu horizontal roda gerindadan 1,8 sampai 1,4 inchi dibawah center. Untuk dressing sebaiknya digunakan depth of cut 0,005 mm sampai dengan 0,01mm.
Pemasangan roda gerinda bisa dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a.    Atur kedudukan penyangga benda kerja sehingga sisi dalam penyangga benda kerja bisa digunakan sebagai lintasan pemegang pengasah (dresser).
b.    Periksa  pelindung roda gerinda apakah sudah terpasang dan terikat dengan baik.
c.    Pakailah kaca mata pelindung sebelum meangasah roda gerinda
d.   Hidupkan mesin sehingga roda gerinda bisa berputar secara baik.
e.    Tempatkan pengasah didepan roda gerinda dan letakkan pemegang mata pengasah pada penyangga sampai roda gerinda tajam kembali.

5.    Pekerjaan-pekerjaan menggerinda antara lain:
a.       Menggerinda permukaan sejajar (horizontal grinding)
1.   Pilih roda gerinda yang sisi-sisinya baik auat perbaiki dulu permukaan/sisinya dengan menggunakan pengasah intan (diamond dresser).
2.   Pasang benda kerja pada chuck magnet pada kedudukan yang sesuai untuk penggerindaan.
3.   Periksa kerataan benda kerja dengan menggunakan dial indicator (jam ukur).
4. Perinda permukaan benda kerja dengan menggunakan gerakan meja.
b.       Menggerinda permukaan vertikal (Vertical Grinding)
1.   Pilih roda gerinda yang sisi-sisinya baik auat perbaiki dulu permukaan/sisinya dengan menggunakan pengasah intan (diamond dresser).
2.   Pasang benda kerja pada chuck magnet pada kedudukan yang sesuai untuk penggerindaan.
3.   Periksa kerataan benda kerja dengan menggunakan dial indicator (jam ukur).
4.   Gerinda permukaan bagian belakang dengan menggunakan gerakan meja.
5.   Pindah roda gerinda ke depan untuk menggerinda permukaan benda kerja bagian depan dan periksa kedudukan benda kerja.
6.   Gerinda sisi muka benda kerja dengan menggunakan gerakan meja.
c.       Menggerinda pahat
1.   Periksa secara visual keadaan sudut potong dan pertahankan jika sudah benar.
2.   Pegang pahat dengan tangan kiri dan sagga (sokong) dengan tangan pada dudukan. Pegangan jari-jari dan ibu jari tangan kiri sangat penting pengaruhnya pada pengasahan pahat.
3. Pegang kepala pahat dengan tangan kanan dan gerakan sehingga sisi potong perlahan-lahan ke muka dan ke belakang, serta gerakkan pahat melintang bidang roda gerinda.
4.   Balikkan pahat, kemudian gerinda sisi potong yang lain.

sumber: http://denyfarhanptm.blogspot.com/2014/05/mesin-gerinda.html


Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Web Hosting